Jumat, 15 Maret 2019

Makalah Perang Salib

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perang Salib (bahas latin”Expeditio Sacra Jelajah Suci) adalah serangkaian perang agama yang direstui Gereja Latin pada Abad Pertengahan. Menurut anggapan umum, perang salib adalah sebutan bagi perang-perang di kawasan timur laut tengah yang bertujuan merebut kembali tanah Suci dari kekuasaan Islam, namun sesungguhnya istilah “Perang Salib” juga digunakan sebaga sebutan bagi perang-perang yang direstui Gereja dikawasankawasan lain. Perang salib dikobarkan dengan berbagai alasan, baik untuk memberantas penyembahan berhala dan ajaran sesat, untuk menyelesaikan pertikaian diantara pihak-pihak yang sama-sama beragama Kristen Khatolik, maupun demi mencapai maksud-maksud politik dan penguasaan wilayah. Ketika pertama kali berkobar, perang-perang semacam ini belum disebut “Perang Salib”. Istilah itu baru mengemuka sekitar tahun 1760.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sejarah  peristiwa terjadinya Perang Salib?

C. TUJUAN
Mengetahui Sejarah peristiwa terjadinya Perang Salib.




















BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYEBAB
Kira-kira tahun 1070 Plestina, Siria dan Asia kecil jatuh kedalam tangan orang Turki. Bangsa yang beragama Islam itu mengancam kebudayaan dan agama Kristen di Eropa. Orang-orang musafir Kristen yang mengunjungi tempat-tempat suci di Palestina, sangat diganggu dan disiksa oleh orang turki itu. Mereka menyampaikan keberatannya kepada paus. Kaisar Bizantium memohon pertolongan dari barat.
Pada suatu sinode di Clermont (Prancis) pada tahun 1095 umat Kristen dikerahkan oleh paus Urbanus II untuk mengangkat perang suci buat merebut tanah suci dari orang islam. Dimana-mana panggilan yang indah itu diteruskan oleh pengkhotbah-pengkhotbah yang bersemangat, misalnya petrus dari Amiens (Prancis Utara), yang sudah mengalami sendiri banyak sengsara di Palestina. Banyak orang dari segala lapisan masyarakat menurut ajakan itu saraya berterika: “Allah menghendakinya!” mereka menempelkan sebuah salib dari kain merah pada bahu atau dadanya sebagai tanda, bahwa mereka mau pergi merebut Yerusalem, tempat Yesus disalibkan. Tak dapat tidak banyak orang yang turut-serta karena terdorong oleh berbagai-bagai motif yang kurang suci, umpamanya ada yang mengharapkan untung dan kehormatan, ada yang hatinya tertarik oleh segala cerita yang ajaib tentang daerah timur itu: tak sedikit juga orang yang ingin mendapat penghapusan dosa (indulgensia), yang dijanjikan oleh paus. Paus sendiri ingin mengembangkan kekuasaannya ke daerah timur. Memang bagi umat Kristen pada umumnya perang salib itu mengandung arti rohani yang mulia dan dianggap sebagai suatu kebajikan yang besar, tetapi dalam praktek perang itu tidak berbeda dari perang biasa. Apalagi tak ada maksud perang suci itu untuk mengabarkan injil diantara orang islam.

B. RIWAYAT
Pasukan-pasukan pertama yang berangkat ke tanahsuci kurang dilengkapi dan tak mengenal segala keadaan yang sukar-sulit itu,dengan mengendarai seekor keledai. Tetapi hampir segenap tentara ini dibasmi oleh orang Bulgariadan Turki. Akan tetapi tentara besar yang lebih teratur yang dikepalai oleh Godfriend dari Bouillon (Buyon) akhirnya mencapai maksudnya, walaupun mereka ditimpa oleh rupa-rupa kesusahan dan hanya sebagian kecil saja yang sampai ke kota Yerusalem. Sebagian dari Asia kecil dan daerah-daerah Siria dan Palestina dekat laut ditaklukannya. Pada tahun 1099 Yerusalem jatuh sesudah pertempuran yang dasyat. Godfried menolak mahkota emas tanda pangkat raja, karena katanya: di kota ini Yesus telah dimahkotai dengan duri. Ia bergelar “Pelindung makam suci”.

Perang Salib yang kedua dianjurkan oleh Bernard dari clairvaux, sesudah kerajaan edesa di asia kecil yang dibentuk pada masa perang salib pertama, direbut pula oleh musuh. Perang salib yang kedua ini berlangsung dari tahun 1157-1159, tetapi tak berhasil, sebab sudah lumpuh dimuka kota Damaskus.
Pada tahun 1187 Yerusalem direbut kembali oleh sultan Saladin dari mesir. Hal itu menyebabkan perang salib yang ketiga. Raja-raja inggeris (Richard Hatisinga), Perancis (Philip August) dan Jerman (Frederik Barbarossa) menggabungkan usahanya, tetapi kaisar frederik mati lemas di Asia Kecil, sehingga sebagian besar dari pasukan-pasukannya pulang ke negerinya dan raja-raja yang lain berbantah-bantah saja. Akibatnya ialah bahwa perang yang ketiga inipun gagal.
Perang Salib yang keempat (1202-1204) dimulai oleh Paus Innocentius III. Tetapi maksud yang sebenarnya ialah untuk memajukan perniagaan Venetia yang bersaingan Hebat dengan Byzantium. Kota ini dikalahkan dan kerajaan timur diganti dengan suatu kerajaan Latin. Peraturan-peraturan Gereja juga diubahmenurut adat Gereja dari Roma. Pada tahun 1261 kaisar mengusir pula orang-orang barat dari ibukotanya, tetapi oleh segala huru-hara ini kekaisaran timur itu sangat dilemahkan, sehingga kurang sanggup melawan orang islam.
Tatkala orang-orang dewasa tak suka lagi berangkat ke palestina, diusahakanlah suatu perang salib anak-anak saja, tetapi tiada seorangpun dari 30.000 anak itu sampai ke tanah suci. Kebanyakan mereka itu mati kelaparan atau jatuh ke tangan saudagar-saudagar budak.
Hanya perang salib yang keenam saja yang berhasil lagi (1228-1229). Kaisar Frederik II mendapat Yerusalem, Betlehem, Nasaret dan pantai laut dengan jalan diplomasi. Tetapi pada tahun 1244 Yerusalem jatuh pula ke dalam tangan islam dan akhirnya zaman perang-perang salib dihentikan, sesudah bandar Akko direbut oleh orang islam pada tahun 1291.

C. AKIBAT
Nyatanya bahwa hasil politik dari segala usaha itu kurang sekali. Tetapi pada pihak yang lain, perang-perang salib itu mengakibatkan banyak hal yang sangat penting bagi Barat. Kebudayaan, ilmu dan kesenian eropa sangat diperkaya oleh pertemuannya dengan kebudayaan timur. Perdagangan mulai timbul dengan cepat, teristimewa ditanah Perancis dan Italia. Oleh sebab itu kota-kota bertambah-tambah besar dan timbulah “lapisan ketiga”dari masyarakat, yang bukan ksatria dan bukan klerus, melainkan penduduk kota biasa, seperti tokowan, tukang, pedagang, pegawai dan sebagainya.
Secara rohani dan gerejani pandangan orang sangat bertambah luas. Ada yang mulai menyaksikan kebenaran agam Kristen, tetapi pada umumnya kesalehan sangat dimajukan, sebab kunjungan ke tempat-tempat keramat itu menyadarkan kaum Kristen tentang kerendahan dan pengasihan Yesus. Keinsafan ini menerbitkan suatu ibadat baru terhadap kristus (devosi pada Kristus). Suatu akibat yang kurang menyenangkan ialah terjadinya penipuan besar dengan penjualan rekiwi-rekiwi.
Pada zaman perang salib timbullah juga beberapa “ordo ksatria” yang menggabungkan cita-cita rahib dan ksatria, yaitu mereka takluk kepada ketiga tuntutan kerahiban, tetapi bersumpah pula untuk menerangi orang kafir dan untuk menjamin perlindungan bersenjata kepada orang musafir. Yang tertua ialah ordo-ordo johanit dan tempelir (1120), yang terutama terdiri dari orang prancis. Pada tahun 1190 dibentuklah ordo Jerman, yang mengalahkan dan memasehikan daerah disebelah timur negeri Jerman. Lambat-laun ordo-ordo ini menjadi pasukan-pasukan pilihan yang langsung diperintahi oleh paus.





















BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Menurut Dr Christian De Jong pada bukunya “Pembimbing kedalam Sejarah Gereja” mengatakan bahwa perang salib terjadi dari tahun 1100 sampai 1300 yang diadakan atas dorongan dan dukungan para paus .
2. Perang-perang salib bertujuan merebut Palestina, khususnya kota Yerusalem dari tangan Islam. Tidak sulit untuk membayangkan bahwa tujuan rohani ini disertai dengan tujuan politik, yaitu memperluas kuassa Paus di Eropa Timur.
3. Perang-perang salib:
Perang Salib pertama dilancarkan oleh Paus Urbanus II pada tahun 1095. Urbanus menjadi paus pada tahun 1088.
Perang yang kedua dianjurkan oleh Bernard Dari Clairvaux yang berlangsung dari tahun 1157 sampai 1159.
Perang salib yang ketiga terjadi oleh karena sultan Saladin dari Mesir merebut Yerusalem pada tahun 1187 yang menyebabkan raja-raja di daratan Eropa seperti Inggris, Prancis dan Jerman yang berujung dengan keguguran raja perancis Frederik Barbarossa di Asia Kecil.
Perang salib yang keempat beralngsung dari tahun 1202 sampai 1204 dimulai oleh paus Innocentius III dengan tujuan memajukan perniagaan Venetia.
Dari sekian banyak perang salib yang terjadi, hanya perang salib keenam saja yang berhasil pada tahun 1228-1229 karena kaisar Frederik II berhasil mendapatkan Yerusalem, Betlehem, Nasaret dan pantai laut dengan jalan diplomasi. Meskipun pada tahun 1244 Yerusalem kembali jatuh ke tangan Islam dan akhirnya perang salib dihentikan








DAFTAR PUSTAKA
Berkhof, H. 2018. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Curtis, A. Kenneth. 2013. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Jonge, Dr. C. De. 2017. Pembimbing kedalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Gereja - Makalah Perkembangan Gereja Abad Pertengahan

BAB I PENDAHULUAN Dalam kepercayaan iman Kristen, Yesus Kristus adalah kepala gereja. Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus K...